PM Israel Tidak Mau Buru-Buru Gelar Pemilu Disaat Kisruh Politik


DUNIABERITA SOSMED - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak menggelar pemilihan umum lebih awal, walaupun pemerintahannya saat ini sedang dirundung perpecahan. Karena, salah satu mitra koalisi utamanya, Avigdor Lieberman memutuskan mundur dari posisi menteri pertahanan lantaran menolak gencatan senjata dengan Hamas.

Netanyahu lebih memilih bertahan dan menganggap permintaan menggelar pemilu lebih awal merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab dan tidak tepat untuk situasi saat ini.

"Dalam periode di mana isu keamanan sangat sensitif, menggelar pemilu lebih adalah tindakan yang salah dan tidak diperlukan," ujar Netanyahu dalam rapat kabinet pada Minggu (18/11).

Sementara itu, dalam wawancara dengan salah satu stasiun televisi, Netanyahu menyatakan prioritasnya saat ini adalah menyatukan kembali koalisinya di pemerintahan.

"Keamanan nasional itu di atas pertimbangan politik. Kami akan mengalahkan musuh-musuh kita dan saya tidak akan meremehkan segala tantangan yang tengah kita hadapi," kata Netanyahu seperti dikutip AFP.

Pernyataan tersebut diutarakan Netanyahu menyusul bergolaknya situasi politik Israel selepas Lieberman memutuskan mengundurkan diri. Lieberman menolak kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza pada pekan lalu.

Pengunduran diri Lieberman dan penarikan dukungan partainya, Partai Yisrael Beitenu, dari koalisi pemerintahan Netanyahu membuat kepemimpinan PM sejak 2009 itu semakin lemah terhadap oposisi.

Menteri Keuangan Israel Moshe Kahlon menganggap tidak mungkin Netanyahu melanjutkan kepemimpinan dengan koalisi yang tersisa.

Netanyahu pun dikabarkan langsung menggelar rapat darurat dengan Kahlon, demi mengatasi krisis koalisi ini. Namun, Kahlon menuturkan pertemuan keduanya berakhir tanpa kesimpulan apa-apa dan berencana menggelar rapat lagi pekan depan.

Juru bicara partai Netanyahu, Likud, mengatakan sang PM juga akan menggelar rapat dengan para menteri kabinetnya dalam beberapa hari ke depan.

Selain desakan menggelar pemilu lebih awal, Netanyahu juga tengah dirundung skandal korupsi. Sejak awal 2017 lalu, Netanyahu telah diperiksa sembilan kali oleh kepolisian atas dua kasus dugaan korupsi.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Popular Posts

Featured Post

10 Situs Judi Online Terpercaya dan Terbaik Indonesia

Situs Judi Online Di Indonesia Situs judi online sudah menjadi imago dan menjadi trend di seluruh dunia termasuk Indonesia. Banyak sek...

Arsip Blog

Pages